Home Nasional

Transformasi Pendidikan Digital, Tuban Terima Ratusan Layar Interaktif dari Pemerintah Pusat

by Media Rajawali - 04 Oktober 2025, 00:28 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Tuban – Upaya memperkuat transformasi digital di dunia pendidikan kembali mendapatkan dorongan signifikan. Presiden Prabowo Subianto melalui program nasional pembelajaran digital telah mendistribusikan Interactive Flat Panel (IFP), perangkat layar sentuh interaktif multifungsi, ke berbagai daerah termasuk Kabupaten Tuban.

IFP, sering disebut juga smart TV berukuran 75 inci, dirancang untuk menggabungkan fungsi monitor, komputer, sekaligus papan tulis digital. Perangkat ini diproyeksikan menjadi sarana strategis dalam menunjang pembelajaran berbasis teknologi, baik untuk presentasi maupun interaksi langsung di kelas.

Sri Lestari, S.Pd, Kepala Seksi Penyelenggaraan Pendidikan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban sekaligus penanggung jawab distribusi IFP, menegaskan bahwa perubahan teknologi informasi telah membawa dampak besar bagi sektor pendidikan. “Pemerintah berupaya memperkuat transformasi digital pada satuan pendidikan dengan menyediakan sarana pendukung yang dapat membantu guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Baca juga:

Menurutnya, keberadaan IFP diharapkan mampu menghadirkan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan, sekaligus efektif dalam mendukung implementasi kurikulum digital serta penguatan literasi di kalangan siswa.

Data Dinas Pendidikan mencatat, sejak September perangkat tersebut telah tiba dan didistribusikan ke sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten Tuban. Untuk jenjang SMP, dari total 102 unit, sebanyak 90 telah diterima sekolah, sementara 12 lainnya masih dalam proses. Pada jenjang SD, 540 unit sudah tersalurkan dari total 569, dengan 29 unit masih menunggu proses administrasi. Sedangkan untuk tingkat PAUD, 365 unit telah terpasang dari total 375, dengan 10 unit dalam perjalanan distribusi.

  • “Proses yang belum selesai umumnya terkait konfirmasi di sistem Dapodik, khususnya tentang kesiapan infrastruktur internet dan listrik di sekolah, atau masih dalam perjalanan pengiriman,” jelas Lestari.

Terkait penggunaan, Lestari menegaskan tidak terdapat kendala teknis yang berarti. Mayoritas guru dinilai telah menguasai teknologi, meskipun ia mengakui terdapat tantangan bagi sebagian guru senior yang mendekati masa purna tugas. “Bapak Ibu guru yang senior atau kurang terbiasa dengan teknologi dapat berkolaborasi dengan guru lain yang lebih menguasai. Kolaborasi inilah yang menjadi kunci,” pesannya.

Ia juga memastikan bahwa setiap sekolah hanya menerima satu unit IFP, dengan hak untuk mengonfirmasi penerimaan atau penolakan. “Namun di Kabupaten Tuban, semua sekolah menyatakan menerima dan tidak ada yang menolak,” pungkasnya.

Program distribusi IFP ini menandai langkah konkret pemerintah dalam merespons kebutuhan digitalisasi pendidikan. Di tengah tantangan global yang menuntut adaptasi teknologi, kehadiran perangkat ini diharapkan mampu mempersempit kesenjangan digital dan memperkuat daya saing pendidikan Indonesia, khususnya di daerah.

Share :