- Oleh : Budi Hartono
BOJONEGORO – Di tengah dinamika keluarga modern ketika banyak orang tua harus membagi waktu antara pekerjaan dan pengasuhan, kehadiran Taman Penitipan Anak (TPA) Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, menjadi jawaban nyata atas kebutuhan ruang tumbuh kembang anak yang aman, nyaman, sekaligus mendidik.
Didirikan pada tahun 2021 dan sepenuhnya dikelola oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Bojonegoro, TPA Kapas dirancang bukan sekadar sebagai tempat penitipan, melainkan rumah kedua bagi anak-anak. Seluruh layanan diberikan gratis, dengan fasilitas yang memenuhi standar Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA).
Di area TPA, tersedia ruang bermain dalam ruangan, taman outdoor dengan wahana edukatif, kamar tidur, kamar mandi, hingga ruang laktasi. Semua dirancang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan penuh stimulasi. “Kami ingin setiap anak tumbuh bahagia, mendapat stimulasi tepat, dan tetap merasakan kasih sayang meski orang tua sibuk bekerja,” tegas Kepala DP3AKB Bojonegoro, Ahmad Hernowo Wahyutomo.
Sejak pagi, rutinitas anak-anak di TPA berjalan teratur: sarapan bersama, belajar di ruang kelas, bermain di luar ruangan, mandi, makan siang, hingga beristirahat. Kegiatan tersebut tidak hanya melatih kognisi, tetapi juga mengasah kemandirian, disiplin, serta keterampilan sosial.
Baca juga:
Dengan rasio pengasuh dan anak yang kecil, tiga pengasuh mendampingi total 15 anak, pendampingan personal menjadi mungkin. “Setiap anak punya karakter berbeda. Tantangan kami adalah memahami kebutuhan masing-masing agar semua merasa diperhatikan,” ungkap Dian Miftachul Hidayati, salah satu pengasuh.
Bagi para orang tua, kehadiran TPA Kapas menghadirkan ketenangan. Intan Noviana Sari, ibu dari Ayesha, mengaku terbantu. “Fasilitasnya aman dan nyaman. Anak saya bisa belajar bersosialisasi, mandiri, dan mendapat stimulasi yang terarah. Yang membuat saya lega, pengasuh di sini sangat ramah dan penuh perhatian,” ujarnya.
Pandangan serupa disampaikan Lidia Desi Wijayanti, ibu dari Leona, yang menekankan pentingnya stimulasi pada usia emas 0–6 tahun. “Guru pengasuh sabar dan memperhatikan anak tanpa pilih kasih. Harapan saya, fasilitas terus ditingkatkan agar anak-anak makin nyaman,” tuturnya.
Tingginya animo masyarakat membuat TPA Kapas kini menjadi rujukan, bahkan di beberapa titik layanan serupa sudah muncul daftar tunggu. Pemerintah daerah pun berkomitmen memperluas jangkauan. “Kami akan menambah TPA di wilayah dengan kebutuhan tinggi, terutama kawasan industri, agar orang tua dapat bekerja tenang dan anak mendapat pengasuhan terbaik,” kata Hernowo.
Kehadiran TPA Kapas menegaskan bahwa pengasuhan anak tidak boleh sekadar menjadi beban domestik, melainkan bagian dari tanggung jawab bersama negara dan masyarakat. Di sini, anak-anak tidak hanya dititipkan, melainkan dipersiapkan untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, dan berkarakter.