BOJONEGORO, — Fluktuasi debit air Sungai Bengawan Solo di tengah musim kemarau yang tak lazim masih membawa ancaman serius bagi masyarakat di sepanjang bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa. Di Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, fenomena ini memicu kerawanan longsor yang kini menjadi perhatian utama aparat dan warga.
Pada Minggu (8 Juni 2025), menyusul kejadian tanah longsor yang mengancam kawasan permukiman, personel TNI dari Koramil 0813-11/Padangan diterjunkan untuk melakukan aksi tanggap darurat. Para Babinsa, bersama masyarakat setempat, bergotong-royong membangun tanggul penahan di titik-titik rawan abrasi guna menekan risiko bencana lebih lanjut.
Peltu Imam, Bati Tuud Koramil 0813-11/Padangan, menjelaskan bahwa erosi tanah terjadi akibat derasnya arus Sungai Bengawan Solo, yang beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan debit meski berada di musim kemarau.
Baca juga:
"Ini adalah bagian dari pengabdian kami. TNI hadir karena rakyat adalah ibu kandung kami. Ketika rakyat mengalami kesulitan, kami berkewajiban untuk membantu," ungkapnya dalam pernyataan resmi.
Aksi solidaritas ini turut melibatkan unsur pemerintah desa dan anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), serta didampingi langsung oleh Kepala Dusun Mbaru, Agus Heriyanto, yang mewakili Kepala Desa Banjarjo. Ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran TNI yang dinilainya tidak hanya memberi bantuan fisik, tetapi juga menumbuhkan kembali semangat gotong royong warga.
“Kehadiran TNI bukan sekadar simbol perlindungan negara, melainkan menjadi representasi nyata empati dan kepekaan terhadap penderitaan rakyat. Hari ini, mereka membuktikan bahwa TNI dan rakyat adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan,” ujar Agus.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana yang lebih luas, seiring meningkatnya kerentanan wilayah-wilayah tepian sungai terhadap dampak perubahan iklim. Pemerintah desa setempat bersama Koramil Padangan berkomitmen melanjutkan upaya preventif serupa di masa mendatang.
REDAKSI
