Home Internasional

Terkait Sampah di Nganjuk Menumpuk, Dua Dinas Tutup Mata

by Media Rajawali - 28 Agustus 2024, 13:38 WIB

Nganjuk Jatim, mediarajawali.id // Peribahasa nenek moyang kita memang sangatlah memberikan manfaat pendidikan bagi kita generasi berikutnya. Salah satunya peribahasa hemat pangkal kaya, bersih pangkal sehat. Namun kali ini berbeda dengan apa yang didapat oleh media mediarajawali.id dan hasil dari tim investigasi, jika Dinas Pengairan yang oleh masyarakat setempat, tampaknya dinilai cara kerjanya bermalas malasan, sehingga membuat kondisi lingkungan kumuh, seperti contohnya sampah plastik yang berada di sungai dan beraneka ragam limbah lainnya terlihat menggumpal berlapis lapis hingga kini tak terurusi keberadaannya, tepatnya berada di Damp KW B 25 dan KW 145 Dusun Bukur, Desa Bukur, Kecamatan Patianrowo, kabupaten Nganjuk, Jatim, Hasil investasi, tudingan warga bisa dianggap benar, jika sebuah sungai mengalir maka setiap 3 atau 4 hari sekali seharusnya petugas Pengairan dan/atau pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membersihkan dan diangkut, namun dalam prakteknya sampah tersebut sudah lama dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan untuk pembersihan. Hal itu, bukan hanya terjadi disalah satu tempat, akan tetapi dilokasi lain sering ada timbunan sampah berserakan, utamanya berada di damp damp sungai, disinilah yang jadi sorotan adalah pihak Dinas DLH, khususnya Dinas Pengairan tidak sungguh-sungguh sesuai to poksinya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Disisi lain, contoh yang ada di Damp sungai sebelah barat Desa Bukur sering sampah menumpuk, bahkan seorang tokoh masyarakat pernah mengungkapkan pada media ini pada beberapa waktu lalu, bilamana sampah yang berada disitu sangat menjadi beban masyarakat, sering pula dibakari oleh warga, dan kerapkali menumpuk lagi sampai berminggu minggu, hal itu membuat lingkungan tidak nyaman disebabkan banyak kotoran seperti pempres bayi menimbulkan bau sangat tidak sedap berdampak akibatkan berbagai bibit penyakit. Ucap tokoh masyarakat. "Disitu kan dekat rumah penduduk mas, dulu katanya akan diberikan Bangker ( bak sampah ) oleh pihak Dinas Pengairan, tapi nyatanya sampai sekarang tak ada realisasi." Ungkapnya. Sehingga muncul polemik pihak Dinas DLH khususnya Pengairan tersebut lepas tanggung jawab dan sebatas "seneng terima gaji thok, Namun tanggung jawabnya nol." ucap warga. Sementara berdasarkan fakta yang ada di Dusun Pilangbango, Desa Jogomerto, Kecamatan Tanjunganom, ketika awak mediarajawali.id ke TKP dan mengambil gambar pada Selasa, 27 Agustus 2024 pukul 11.30 Wib. Tepatnya berada di saluran a, 127. Dan B, 21 tampak sampah cukup banyak jenisnya dan sungai dalam keadaan mengalir kurang normal. Terkait hal tersebut diatas pada Selasa, 27 Agustus 2024 pukul 12.30 Wib. awak media ini langsung konfirmasi ke Kabid PU Pengairan pak Rusdi melalui sambungan telepon WhatsAppnya dengan ucapan "Slamat siang pak, ijin konfirmasi terkait sampah" namun lagi-lagi pejabat sekelas Kabid tidak mau menjawab alias tidak ada balasan. Olehnya, melalui mediarajawali.id selaku pilar ke 4 yang juga sebagai Sosial Control kebijakan pemerintah Pusat, provinsi maupun kabupaten, banyak warga masyarakat meminta bahwa sampah yang terpandang berserakan dan berdampak timbulkan berbagai penyakit tersebut, tampaknya sudah timbul indikasi adanya unsur pembiaran yang mana sampah hanya dinaikan saja tanpa terurusi dengan benar. Seperti pada Patok warna kuning tertulis RMJ 2021 di dekat Kantor Desa Jekek, Kec. Baron, itulah yang menjadi perhatian pandangan umum yang seharusnya tidak perlu terjadi. (Slk/tim) Editorial: Pimpred Rajawali (Solikin.gy)

Share :