Home Daerah

Tayub Bojonegoro, Menjaga Warisan, Menyulam Kebanggaan Daerah

by Media Rajawali - 12 Oktober 2025, 22:31 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Bojonegoro,— Dalam upaya memperkuat pelestarian seni tradisional sekaligus menghidupkan denyut kebudayaan lokal, para seniman tayub Bojonegoro menampilkan kebolehannya dalam ajang Lomba Seblak Sampur atau Ibing Tayub Bojonegoro 2025 yang digelar di Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, pada Sabtu (11/10/2025).

Acara yang sarat nilai budaya ini menjadi simbol nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menjaga kelestarian seni tradisi sekaligus memajukan kebudayaan sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Welly Fitrama, menegaskan bahwa arah besar pembangunan daerah berpegang pada visi “Bojonegoro Bahagia, Makmur, dan Membanggakan.” Visi ini, ujarnya, diwujudkan melalui berbagai misi pembangunan, salah satunya lewat pemajuan kebudayaan yang menempatkan nilai-nilai tradisi sebagai identitas dan kebanggaan masyarakat.

“Bojonegoro ingin agar kebudayaan tidak hanya lestari, tetapi juga menjadi sumber kebanggaan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kegiatan seperti Seblak Sampur ini adalah bagian penting dalam menghidupkan ekosistem budaya,” ujar Welly.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyelenggaraan Seblak Sampur sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menegaskan empat pilar utama kebudayaan: pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.

Baca juga:

Tayub Bojonegoro sendiri telah menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional setelah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2021. Pengakuan ini, kata Welly, merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab moral bagi masyarakat Bojonegoro untuk terus merawat dan menurunkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kesenian tersebut.

“Melalui kegiatan ini, kita berharap Tayub dapat terus mengakar di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai seni pertunjukan, tetapi juga sebagai sarana mempererat silaturahmi antarseniman dan menghidupkan ekonomi kreatif daerah,” imbuhnya.

Momentum penyelenggaraan Seblak Sampur tahun ini juga bertepatan dengan rangkaian peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348, yang mengusung tema “Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri.” Selain menampilkan tarian dan musik tradisional, acara tersebut juga menjadi ruang ekonomi bagi pelaku usaha mikro dan industri kreatif yang turut membuka stan di sekitar arena pertunjukan.

Tak hanya itu, Bojonegoro kini juga tengah mempersiapkan diri menuju Aspiring UNESCO Global Geopark 2026, sebuah langkah strategis yang menunjukkan pengakuan terhadap kekayaan alam, budaya, dan kreativitas masyarakat Bojonegoro di kancah nasional hingga internasional.

Sebagai penutup, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sobontoro atas keberhasilan melestarikan Kesenian Oklik Sobontoro, yang baru-baru ini juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda asal Bojonegoro.

Dengan semangat pelestarian yang terus menyala, kegiatan Seblak Sampur bukan sekadar ajang perlombaan seni, melainkan perayaan atas jati diri dan kekayaan budaya yang mengalir dalam nadi masyarakat Bojonegoro, sebuah warisan yang tak lekang oleh waktu, dan kini terus menari dalam langkah pembangunan daerah yang berkarakter dan berbudaya.

Share :