- Oleh : Budi Hartono || Sumber Pemkab Bojonegoro
Bojonegoro – Perum Bulog Kantor Cabang Bojonegoro memastikan ketersediaan beras cadangan pemerintah (BCP) berada dalam kondisi aman. Saat ini, tercatat ada 53.000 ton beras tersimpan di gudang Bulog. Jumlah tersebut diproyeksikan cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran hingga 10 bulan mendatang.
Kepala Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, mengungkapkan serapan gabah dan beras dari Januari hingga Agustus 2025 telah mencapai sekitar 48.700 ton setara beras. Menurutnya, langkah ini tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam menstabilkan harga di tingkat petani.
- “Serapan gabah ini bagian dari strategi Bulog untuk memastikan keseimbangan antara ketersediaan pangan dengan keberlanjutan harga di pasar,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Mengacu petunjuk teknis Badan Pangan Nasional (Bapanas), penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dilakukan melalui jalur terintegrasi: mulai dari pedagang pengecer di pasar rakyat, Koperasi Distributor Mitra Pangan (KDMP), Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama instansi dan pemerintah daerah, kios pangan binaan, Rumah Pangan Kita (RPK), BUMN pangan, hingga ritel modern non-grosir.
Baca juga:
Bulog menetapkan harga tebus beras SPHP di gudang sebesar Rp11.000 per kilogram untuk kemasan 5 kilogram. Sementara, harga jual kepada konsumen diatur maksimal Rp12.500 per kilogram sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium. Setiap konsumen hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kemasan atau 10 kilogram.
Meski stok berlimpah, Ferdian tak menampik adanya hambatan teknis, salah satunya proses verifikasi mitra penyalur yang memerlukan waktu agar sesuai regulasi. Untuk mengatasi hal itu, Bulog Bojonegoro menerapkan tiga langkah strategis. Pertama, memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk sosialisasi dan perencanaan penyaluran. Kedua, menggandeng mitra penyalur sesuai jalur distribusi resmi. Ketiga, menyiapkan stok SPHP secara berkala berdasarkan kebutuhan harian dan mingguan.
Lebih jauh, Ferdian menekankan bahwa Bulog terus mempererat sinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Forum ini secara rutin membahas penyerapan gabah petani, pemerataan stok, hingga pola penyaluran di tingkat lokal maupun nasional.
- “Kolaborasi ini sangat penting untuk menjaga stabilitas harga sekaligus menjamin pasokan beras tetap terjaga bagi masyarakat,” tegasnya.