- Oleh : Budi Hartono
TUBAN – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban memperkuat komitmen terhadap ketahanan pangan dengan menggelar Sosialisasi Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan bersama Petani Greenbelt, Selasa (9/9). Kegiatan yang berlangsung di Balai Among Jagat Ecopark Kambangsemi itu menggandeng Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Tuban serta Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban.
Sebanyak 55 petani dari sekitar kawasan perusahaan mengikuti pelatihan yang difokuskan pada pemanfaatan kaliandra, budidaya melon dengan teknologi greenhouse, ternak kambing, hingga pengembangan ayam petelur. Seluruh materi dibawakan oleh praktisi berpengalaman dari Tuban dan Lamongan, dengan harapan mampu meningkatkan keterampilan serta daya saing petani.
Public Relation and CSR Management Officer SIG Pabrik Tuban, Luksono, menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan industri merupakan bagian dari strategi berkelanjutan perusahaan.
Baca juga:
“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk mendukung ketahanan pangan nasional melalui pendampingan teknis secara rutin. Kami ingin kualitas sumber daya manusia meningkat, teknologi tepat guna berkembang, dan produk unggulan petani mendapatkan akses pasar yang lebih luas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).
Selain pemberdayaan petani, SIG juga memperkenalkan inovasi ramah lingkungan di sektor energi. Menurut Luksono, pabrik telah memanfaatkan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian, seperti bonggol jagung dan kayu kaliandra, guna mengurangi ketergantungan pada batubara sekaligus menekan emisi karbon.
- “Bonggol jagung jangan dibakar atau dibuang. Jika dikumpulkan, bisa menjadi tambahan pendapatan petani sekaligus bahan bakar alternatif bagi kami,” tambahnya.
Apresiasi atas langkah tersebut datang dari kalangan akademisi. Guru Besar Unirow Tuban, Prof. Dr. Supiana Dian Nurtjahyani, menilai bahwa pemanfaatan potensi lokal adalah kunci keberlanjutan. “Kayu kaliandra, misalnya, memiliki nilai kalor tinggi, 4.500 hingga 4.800 kkal/kg, dan juga berfungsi sebagai tanaman konservasi yang mampu memperkuat lahan kritis,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Penyuluh Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Perikanan Tuban, Ir. Supriono, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor. Menurutnya, kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan perguruan tinggi dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih tangguh.
- “Harapan kami, kegiatan semacam ini menjadi agenda rutin, membangun hubungan harmonis antara dunia usaha dan masyarakat, serta memperkuat ketahanan pangan lokal,” tegasnya.
Melalui program ini, SIG tidak hanya mengukuhkan peran sebagai pelaku industri strategis, tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan di wilayah sekitar.