- Oleh : Budi Hartono
Tuban – Pemerintah Kabupaten Tuban kembali menegaskan komitmennya dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan melalui program pelatihan keterampilan berbasis kompetensi. Senin (22/9), Sekretaris Daerah (Sekda) Tuban, Budi Wiyana, resmi membuka kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Disnakerin Tuban, Kepala UPT BLK Tuban, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan, serta ratusan peserta terpilih. Mereka berasal dari berbagai desa di Kabupaten Tuban, dengan mayoritas peserta merupakan keluarga dari desil 1 hingga 5 atau kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Dalam sambutannya, Sekda Tuban menekankan bahwa program pelatihan ini bukan sekadar rutinitas seremonial. Ia menegaskan adanya tindak lanjut nyata agar lulusan dapat langsung terhubung dengan dunia kerja maupun membuka usaha mandiri.
“Program ini kami rancang untuk menjawab dua persoalan utama sekaligus, yakni pengangguran dan kemiskinan. Karena itu, pasca-pelatihan harus ada output jelas, bukan berhenti pada seremoni pembukaan semata,” ujar Budi Wiyana.
Lebih jauh, ia menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menyukseskan agenda peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Baca juga:
“Kami mendorong agar Disnakerin tidak hanya bergantung pada APBD. Perusahaan harus dilibatkan melalui program CSR maupun skema lain, sebab merekalah yang paling memahami kompetensi yang dibutuhkan,” tambahnya.
Budi Wiyana juga mengingatkan peserta agar bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan ini. Menurutnya, kuota pelatihan sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah peminat yang mencapai ribuan orang.
“Peserta harus aktif dan proaktif dalam proses pelatihan. Karena kesempatan ini sangat berharga dan menjadi pintu menuju kemandirian ekonomi,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Disnakerin Tuban, Rohman Ubaid, merinci bahwa pelatihan kali ini mencakup enam bidang keterampilan: las 3G dengan 20 peserta, las 6G dengan 18 peserta, desain grafis untuk 15 peserta, listrik industri otomatis bagi 17 peserta, pelatihan K3 umum untuk 141 peserta, serta gada pratama atau pelatihan satpam dengan jumlah 80 peserta. Seluruh program berlangsung antara 11 hingga 46 hari, sesuai spesialisasi masing-masing.
“Dari lebih dari seribu pendaftar, hanya 296 peserta yang lolos seleksi ketat. Pemilihan peserta diprioritaskan untuk keluarga desil 1 sampai 5 sebesar 60 persen, sisanya diberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat desil di atasnya,” jelas Ubaid.
Ia menambahkan bahwa jenis pelatihan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan nyata di dunia kerja. “Contohnya, pelatihan K3 umum dan gada pratama sangat relevan dengan peluang kerja, baik di Kabupaten Tuban maupun di luar daerah,” pungkasnya.
Dengan strategi ini, Pemkab Tuban berharap lulusan pelatihan tidak hanya berdaya saing, tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi di tengah masyarakat.