Home Daerah

Program GAYATRI Ubah Hidup Warga Piyak, Dari Kandang Mini Jadi Sumber Ekonomi Mandiri

by Media Rajawali - 03 September 2025, 06:45 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Bojonegoro – Jarum jam menunjuk pukul 10.30 WIB, Selasa (2/9/2025), ketika suasana Desa Piyak, Kecamatan Kanor, terasa begitu hidup. Dari sebuah rumah sederhana, suara ayam petelur bersahut-sahutan mengisi udara. Di teras rumah itu, Sariyanto, seorang warga setempat, tengah memungut butir demi butir telur yang menggelinding keluar dari kandang mini berjejer rapi di samping rumahnya. Senyum merekah di wajahnya, menandai keberhasilan sebuah program yang kini memberi harapan baru bagi kehidupannya.

Ayam-ayam yang dipelihara Sariyanto bukan sekadar ternak biasa. Mereka adalah bagian dari Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI), sebuah program yang digagas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk memperkuat kemandirian ekonomi warga melalui budidaya ayam petelur. Program ini, yang dikelola dengan dukungan BUMDESMA Kanor dan Dinas Peternakan dan Perikanan, telah mengubah keseharian penerimanya.

Baca juga:

  • “Sekarang panennya sudah 100 persen setiap hari. Kalau dulu, awalnya hanya satu butir, lalu bertambah sedikit demi sedikit sampai bisa mencapai 45 hingga 50 butir, atau sekitar tiga kilogram per hari,” tutur Sariyanto sambil mengumpulkan hasil panen paginya.

Lebih dari sekadar memberi ayam dan kandang, program ini memastikan keberlanjutan dengan menyertakan pendampingan, pelatihan, vaksinasi, hingga pasokan pakan. Sariyanto menyebut, ia menerima 12 zak pakan di awal, dan kini masih tersisa empat zak. Hasil panen telur dijual ke toko-toko kelontong dengan harga berkisar Rp24.500 hingga Rp26.000 per kilogram. Dari hasil penjualan itu, ia menyisihkan sebagian untuk membeli pakan di masa mendatang, sembari mempersiapkan regenerasi ayam dua tahun ke depan.

  • “Sedikit banyak setiap hari harus disisihkan. Ke depan kan harus mandiri, terutama untuk membeli pakan dan mengganti ayam yang sudah tidak produktif,” jelasnya.

Pemerintah desa pun melihat program ini sebagai langkah strategis untuk membangun kemandirian ekonomi warganya. Sekretaris Desa Piyak, Saeful, menegaskan keberhasilan yang dicapai warga tidak lepas dari sinergi pemerintah desa, Dinas Peternakan dan Perikanan, serta dukungan penuh Pemkab Bojonegoro.

  • “Desa Piyak menjadi salah satu desa tercepat dalam merealisasikan program GAYATRI dengan alokasi dana desa (ADD) 2025, yang merupakan salah satu prioritas Bupati Setyo Wahono. Dari ADD ini, ada lima keluarga penerima manfaat yang telah menerima bantuan sejak Mei lalu, dan kini produktivitas telurnya sudah 100 persen,” ungkap Saeful.

Ia menambahkan, puluhan calon penerima manfaat baru di desa tersebut telah menjalani proses verifikasi. Harapannya, GAYATRI dapat berkembang menjadi mata pencaharian berkelanjutan bagi warga desa, sekaligus menjadi bukti konkret bahwa pengelolaan dana desa mampu menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat.

  • “Semoga warga bisa mengatur hasil penjualan telur agar usaha ini dapat terus berjalan dan menjadi sumber penghidupan jangka panjang,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah kecil dari sebuah kandang mini di Desa Piyak, program GAYATRI perlahan menegaskan dirinya sebagai model pemberdayaan masyarakat yang berpijak pada kemandirian, keberlanjutan, dan kebermanfaatan nyata.

Share :