- Oleh : Budi Hartono
Bojonegoro – Suasana hangat mewarnai Balai Desa Sobontoro, Kecamatan Kapas, Selasa (2/9/2025). Sejak pagi, para ibu tampak antusias membawa buah hatinya mengikuti layanan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer). Bukan sekadar menimbang berat badan balita, kegiatan ini menjadi ruang konsultasi langsung dengan tenaga kesehatan, sekaligus wadah edukasi mengenai gizi dan pola asuh.
Siti Kusmini, seorang ibu muda berusia 30 tahun, terlihat lega usai memeriksakan putranya yang baru berusia 10 bulan. “Saya bisa tahu perkembangan anak sekaligus konsultasi langsung. Jadi lebih tenang,” ungkapnya. Ia mengaku mendapat pemahaman baru mengenai pentingnya memberikan makanan bertekstur padat serta gizi seimbang untuk menunjang tumbuh kembang anak.
Pengalaman serupa dialami Riska Apriliana. Dengan bayinya dalam gendongan, ia menilai posyandu memberi manfaat nyata, terutama dalam memperluas pengetahuan tentang gizi. “Saya jadi tahu pentingnya menambah konsumsi protein untuk meningkatkan berat badan anak,” ujarnya.
Posyandu ILP di Desa Sobontoro tidak hanya menyasar balita, tetapi juga memberikan layanan kesehatan bagi ibu hamil, kelompok usia produktif, hingga lansia. Bidan pelaksana, Anita Purwanti, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan serta mencegah stunting sejak dini.
Baca juga:
Data menunjukkan adanya tren positif. Dari sekitar 70 balita yang diperiksa, tercatat tiga anak mengalami stunting pada 2024. Namun pada 2025, jumlah itu turun menjadi dua. Meski sederhana, penurunan ini dipandang sebagai capaian penting, menegaskan bahwa pendekatan posyandu mampu membawa dampak nyata bagi perbaikan gizi masyarakat.
Rangkaian layanan dimulai dengan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, serta lingkar lengan dan kepala balita. Hasil pemeriksaan kemudian dikonsultasikan bersama penyuluh kesehatan. Bagi balita yang terindikasi stunting, keluarga diberikan arahan perbaikan pola asuh dan, jika perlu, dirujuk ke puskesmas. Seluruh layanan, mulai dari konsultasi gizi, pemberian vitamin, hingga tambahan nutrisi, diberikan secara gratis.
Tidak berhenti di layanan medis, posyandu juga menghadirkan sesi sosialisasi bertajuk Ibu Balita. Program ini menyajikan edukasi praktis tentang perawatan bayi, penyusunan menu bergizi, hingga pola pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
Pemerintah Desa Sobontoro memberikan dukungan penuh dengan mengalokasikan dana desa untuk operasional posyandu sekaligus penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita. Komitmen tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang menargetkan penurunan prevalensi stunting, demi mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkualitas.
Kehadiran Posyandu ILP di Sobontoro menjadi gambaran bagaimana pendekatan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dapat bekerja efektif. Lebih dari sekadar ruang pemeriksaan, posyandu menjelma sebagai pusat edukasi, tempat masyarakat belajar, sekaligus garda terdepan dalam membangun masa depan anak-anak Bojonegoro yang lebih sehat.