• Oleh : Budi Hartono 

Tuban – Semangat kompetitif berpadu dengan keakraban tampak jelas di arena Petanque Tuban Sport Center, tempat berlangsungnya Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kabupaten Tuban 2025, pada 1–5 Oktober lalu. Ajang ini tidak sekadar mempertemukan para atlet muda dari berbagai sekolah, melainkan menjadi ruang pembinaan dan pembuktian potensi pelajar Tuban dalam olahraga yang menuntut strategi, presisi, dan ketenangan ini.

Para peserta dari jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK se-Kabupaten Tuban menunjukkan antusiasme tinggi sejak hari pertama. Setiap lemparan bola besi seolah menjadi wujud nyata dari kerja keras, latihan panjang, dan semangat untuk membawa nama sekolah masing-masing ke podium kemenangan.

Ketua KKGO Kabupaten Tuban, Endang Srihartatik, M.Pd, menegaskan bahwa Popda tidak boleh dipandang semata sebagai ajang kompetisi. Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan bagian dari proses pendidikan karakter dan penguatan nilai-nilai sportivitas.

• “Popda ini menjadi sarana silaturahmi sekaligus ajang prestasi bagi peserta didik tingkat SLTP dan SLTA. Melalui kegiatan ini, mereka belajar mempersiapkan diri secara dini untuk menghadapi Popda Jawa Timur nanti,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

Nada serupa disampaikan Ketua Panitia, Hasan Asyari, S.Pd, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan tersebut.

• “Terima kasih kepada bapak dan ibu guru, dewan pembina, serta para pelatih yang telah mendampingi anak-anak dengan penuh semangat. Semoga usaha bersama ini menjadi sarana kebaikan dan prestasi bagi mereka di masa depan,” ungkapnya.

Pertandingan berlangsung dinamis dan penuh strategi. Dari lapangan Petanque di jantung Tuban Sport Center, lahirlah sederet nama baru yang menandai babak baru dalam pembinaan olahraga pelajar di Bumi Wali.

Baca juga:

Di kategori Single Man, atlet muda dari SMPN 2 Tuban, Fathian Asyam Putra Gunawan, tampil impresif dan berhasil menaklukkan lawan-lawannya hingga memastikan diri meraih juara pertama. Sementara di kategori Single Woman, permainan konsisten dan tenang dari Adeliansyah Zaneva Lubanbella (SMPN 4 Tuban) mengantarkannya menjadi yang terbaik di kelasnya.

Di nomor Double Man, duet tangguh Fathian Asyam Putra Gunawan berpasangan dengan I Gusti Putu Candra Eka Bayu A. (SMPN 2 Tuban) sukses mempersembahkan medali emas melalui kekompakan dan strategi permainan yang solid. Tak kalah cemerlang, pasangan Caca Aulia Nuraini dan Sofia Nuraini dari sekolah yang sama juga menorehkan prestasi gemilang di Double Woman, mempersembahkan kemenangan dengan performa konsisten sejak babak penyisihan.

Kejutan datang dari nomor Double Mix, ketika pasangan Nevan Vito El Faza dan Adinda Dwi Inayatullah Husna (SMPN 1 Tambakboyo) tampil matang dan disiplin, menaklukkan lawan-lawan dengan ketepatan lemparan yang presisi dan koordinasi apik.

Sementara itu, di nomor Triple Mix A, trio Putri Nabila Aisyah, Fikri Eka Ramadhani, dan Abror Rasyid Alghani dari SMPN 1 Tuban berhasil mendominasi pertandingan dan meraih posisi tertinggi. Pada kategori Triple Mix B, giliran tim MTsN 1 Tuban, Ridho Oktaviano, Thasa Putri Asih, dan Agreta Veolenza Prasetyo, yang tampil gemilang dengan harmoni permainan yang solid dan teknik lemparan yang presisi.

Lebih dari sekadar deretan medali, hasil Popda Petanque 2025 mencerminkan keberhasilan pembinaan olahraga di sekolah-sekolah Kabupaten Tuban. Pola pelatihan yang terarah, dukungan guru pembina, serta keseriusan pemerintah daerah dalam memperkuat ekosistem olahraga pelajar menjadi fondasi penting lahirnya atlet-atlet muda potensial.

Ajang ini sekaligus menjadi ruang pembentukan karakter — melatih kedisiplinan, ketangguhan, dan jiwa sportif yang menjadi nilai dasar seorang atlet sejati.

Melalui Popda Petanque 2025, Kabupaten Tuban menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi muda berprestasi yang siap membawa nama daerah ke tingkat lebih tinggi, khususnya Popda Jawa Timur mendatang. Semangat, kerja keras, dan kebersamaan menjadi kunci keberhasilan para atlet muda Tuban dalam menapaki jenjang prestasi berikutnya, membuktikan bahwa kemenangan bukan hanya soal hasil, tetapi juga tentang proses dan karakter yang terbentuk di setiap pertandingan.