Bojonegoro, Jawa Timur -'Memperingati Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro nomor urut 1, Dr. Ir. H. Teguh Haryono, MBA, dan Hj. Farida Hidayati, S.H., M.Kn, menggelar pagelaran seni oklik serentak di delapan kecamatan di Bojonegoro. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai komunitas seniman dan masyarakat yang ingin turut melestarikan kesenian tradisional khas Bojonegoro.
Pagelaran oklik ini diadakan di delapan kecamatan, yaitu Bojonegoro Kota, Trucuk, Kapas, Sumberrejo, Sugihwaras, Kedungadem, Balen, dan Kalitidu. Acara ini diinisiasi oleh Pemuda Bojonegoro Bersatu (PMB) yang dipimpin oleh Farhan Ulil. Farhan menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai penghormatan bagi para pahlawan nasional, tetapi juga sebagai langkah nyata untuk melestarikan kesenian oklik Bojonegoro yang sarat akan nilai-nilai sejarah dan budaya.
“Kami mengadakan pagelaran oklik serentak ini untuk memperingati Hari Pahlawan sekaligus menjaga tradisi lokal. Ini merupakan bentuk penghargaan kepada pahlawan serta upaya menjaga seni budaya daerah agar tetap hidup dan dikenal generasi muda,” ujar Farhan.
Semangat Teguh Haryono dan Farida Hidayati dalam memperjuangkan kelestarian budaya daerah ini mendapatkan apresiasi besar dari masyarakat. “Paslon Teguh-Farida menunjukkan kepedulian yang nyata terhadap budaya lokal, selaras dengan slogan mereka, 'Luwih Gemati', yang mencerminkan kepedulian mendalam mereka kepada masyarakat Bojonegoro,” tambahnya.
Baca juga:
Dalam acara yang digelar di Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Teguh Haryono juga hadir dan menyampaikan pentingnya menghargai jasa para pahlawan serta melestarikan kesenian tradisional seperti oklik. Teguh mengungkapkan bahwa seni oklik bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menggambarkan semangat perlawanan terhadap penjajahan Belanda yang pernah terjadi di masa lalu.
“Kegiatan ini saya gagas sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan dan sebagai upaya pelestarian kesenian oklik. Oklik memiliki nilai sejarah yang penting, menceritakan perjuangan melawan penjajahan Belanda, dan ini bagian dari warisan budaya yang harus terus kita jaga,” tutur Teguh dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, Teguh menekankan bahwa kebersamaan dalam pelestarian budaya ini juga menjadi simbol kekompakan dalam memperjuangkan keutuhan bangsa, serupa dengan kisah perjuangan dalam film-film pahlawan yang populer di kalangan anak muda. “Semangat berjuang untuk bangsa harus selalu ada di diri kita semua, terutama generasi muda yang energik dan kreatif,” tegasnya.
Di bawah slogan Teguh-Farida, pasangan ini juga mendorong program "Bojonegoro Klunting," sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian masyarakat Bojonegoro. Melalui program ini, mereka berharap agar kekayaan alam Bojonegoro bisa mendukung masyarakat lokal, khususnya anak muda, dalam berkreasi dan berinovasi.
Dengan adanya program ini dan kegiatan seperti pagelaran oklik, pasangan Teguh-Farida berharap mampu mewujudkan Bojonegoro yang lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan. Pagelaran oklik serentak ini tak hanya sebagai peringatan Hari Pahlawan, tetapi juga sebagai simbol semangat kolaborasi untuk kemajuan Bojonegoro.