Home Daerah

Pemuda Bojonegoro Ubah Citra Pertanian Menjadi Profesi Modern dan Menjanjikan

by Media Rajawali - 17 September 2025, 19:17 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Bojonegoro – Di tengah persepsi bahwa pertanian identik dengan tradisi lama dan kurang diminati generasi muda, sosok Fatkhul Ilma dari Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, tampil sebagai pionir perubahan. Melalui Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Djoyo Tani yang ia dirikan, Ilma menegaskan bahwa pertanian dapat menjadi profesi modern, produktif, dan menguntungkan.

Di usianya yang baru 28 tahun, Ilma menolak anggapan bahwa bertani hanyalah pekerjaan warisan tanpa masa depan. Ia justru melihat pertanian sebagai ruang inovasi dengan sentuhan teknologi. Perjalanannya dimulai sejak umur 23 tahun, dari sebuah greenhouse mungil berukuran 4x6 meter. Dari lahan sederhana itu, ia melakukan riset pasar hingga menemukan komoditas unggulan: cabai dan melon.

  • “Alhamdulillah, tiap kali panen hasilnya bagus,” ujarnya. Keberhasilan awal itu menjadi titik balik yang membuktikan keunggulan metode pertanian berbasis teknologi dibanding pola tradisional.

Hasilnya konkret. Dengan sistem modern, ia mampu memanen melon hingga enam kali dalam setahun—angka yang jauh melampaui capaian pertanian konvensional. Selain produktivitas yang berlipat, tingkat serangan hama pun menurun signifikan. Untuk pemasaran, Ilma tidak lagi menghadapi risiko besar, sebab hasil panen telah memiliki pembeli tetap.

Lebih jauh, ia mengusung konsep hilirisasi: menanam sesuai kebutuhan pasar. “Kami fokus pada tanaman yang konsumtif dan memiliki peluang diterima pasar, seperti cabai dan melon,” jelasnya. Strategi ini membuat produksinya lebih terukur sekaligus bernilai tambah.

Baca juga:

Kini, Ilma mengelola delapan greenhouse—empat untuk produksi skala industri dan empat untuk riset. Dalam satu musim panen, satu greenhouse dapat menghasilkan omzet hingga Rp30 juta, dengan keuntungan bersih mencapai Rp10–15 juta.

Pengalaman internasional turut membentuk visinya. Ia pernah mengikuti program smart farming di Korea Selatan yang diselenggarakan melalui kerja sama pemerintah kedua negara. Wawasan itu semakin mengasah kemampuannya dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pertanian. Pada 2022, kiprahnya mengantarkan Ilma meraih Juara 2 Pemuda Pelopor Nasional, sebuah pengakuan atas komitmen dan inovasinya.

Tak berhenti di praktik pribadi, Ilma membuka akses pengetahuan melalui P4S Djoyo Tani. Fasilitas ini menjadi wadah magang dan pelatihan bagi mahasiswa, pelaku usaha, maupun masyarakat umum yang ingin belajar pertanian modern. Ia menegaskan bahwa sektor pertanian hanya bisa maju jika digerakkan bersama, termasuk dukungan aktif dari pemerintah.

Jerih payahnya terbayar pada Agustus 2025, ketika P4S Djoyo Tani dinobatkan sebagai P4S Teladan oleh Kementerian Pertanian. Penghargaan itu tidak hanya mengukuhkan kiprah Ilma, tetapi juga menjadi simbol transformasi pertanian di Bojonegoro.

  • “Pertanian itu penting, bahkan strategis. Kalau kita mau maju, harus mulai sekarang dengan cara yang tepat,” pungkasnya.

Dengan dedikasi dan inovasi yang konsisten, Fatkhul Ilma membuktikan bahwa pertanian tak lagi sekadar tradisi turun-temurun, melainkan masa depan yang menjanjikan, modern, produktif, dan mampu menarik minat generasi muda.

Share :