- Oleh ; Budi Hartono
BOJONEGORO — Perayaan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 tak hanya diwarnai gegap gempita seremonial dan panggung hiburan rakyat. Di balik semarak acara puncak yang digelar Senin (20/10/2025) di Pasar Kota Bojonegoro, terdapat kisah sederhana namun bermakna, yakni langkah nyata Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menyalakan kembali denyut ekonomi rakyat kecil.
Sebanyak 206 pedagang rengkek, atau pedagang keliling yang menjajakan kebutuhan dapur dari kampung ke kampung, menerima bantuan modal usaha langsung dari Pemerintah Kabupaten. Program ini menjadi bagian dari upaya mendorong kemandirian ekonomi mikro serta memperkuat fondasi kesejahteraan berbasis rakyat.
“Perayaan HJB bukan semata seremoni tahunan, melainkan momentum untuk menegaskan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kecil,” ujar Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, usai menyerahkan bantuan secara simbolis. “Harapan kami, bantuan ini dapat menjadi tambahan tenaga bagi para pedagang untuk terus bertahan dan tumbuh di tengah tantangan ekonomi,” imbuhnya.
Baca juga:
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, menegaskan bahwa konsep perayaan HJB tahun ini memang sengaja dirancang lebih sederhana, namun menitikberatkan pada manfaat yang konkret bagi masyarakat.
“Kami ingin HJB menjadi perayaan yang memberi dampak langsung, bukan sekadar kemeriahan sesaat. Bantuan bagi pedagang rengkek adalah simbol perhatian pemerintah terhadap pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah,” ungkapnya.
Tak berhenti di sana, pemerintah daerah juga tengah menyiapkan program lanjutan yang akan menjangkau hingga tingkat desa, guna memperluas akses bantuan modal dan pendampingan usaha bagi pedagang kecil serta pelaku UMKM.
Langkah ini menjadi representasi nyata dari semangat Bojonegoro Maju dan Sejahtera, di mana pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dari angka statistik, tetapi juga dari seberapa banyak senyum yang tumbuh di wajah rakyat kecil.
Dengan demikian, Hari Jadi Bojonegoro ke-348 bukan hanya menjadi peringatan sejarah berdirinya kabupaten, melainkan juga sebuah perayaan yang memberi nafas baru bagi ekonomi rakyat, meneguhkan komitmen bahwa pembangunan sejati berawal dari bawah, dari tangan-tangan kecil yang tak pernah lelah berjuang di pasar, di jalanan, dan di setiap sudut kehidupan Bojonegoro.