Bojonegoro – Proyek pelebaran Jembatan Tegalkodo-Purwoasri di Kecamatan Sukosewu menjadi tonggak penting dalam upaya pembangunan infrastruktur strategis di Kabupaten Bojonegoro. Dengan panjang 16 meter dan lebar 6 meter, jembatan ini bukan sekadar akses fisik, tetapi juga simbol harapan baru bagi kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
CV. Ega Putra Perkasa, pelaksana proyek yang berhasil memenangkan tender dengan penawaran senilai Rp 1.902.199.345,39, memulai pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Berdasarkan keterangan Pecos, mandor pelaksana proyek, seluruh proses pengerjaan akan dilakukan dengan komitmen tinggi terhadap kualitas dan keselamatan.
“Pelebaran ini bukan hanya pekerjaan konstruksi biasa, tetapi langkah nyata untuk membangun masa depan Sukosewu. Kami memastikan proyek ini akan memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat,” ungkap Pecos dalam wawancara eksklusif.
Jembatan Tegalkodo-Purwoasri selama ini menjadi jalur vital bagi aktivitas ekonomi dan sosial warga. Dengan kapasitas yang terbatas, jembatan tersebut seringkali menjadi hambatan bagi kelancaran transportasi, khususnya distribusi hasil pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Proyek pelebaran ini diharapkan dapat mengubah wajah kawasan Sukosewu. Dengan akses yang lebih luas dan infrastruktur yang lebih kuat, distribusi barang akan menjadi lebih efisien, membuka peluang perdagangan baru, dan mendorong investasi.
Baca juga:
Selain manfaat ekonomi, pelebaran jembatan ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Dengan konektivitas yang lebih baik, warga Sukosewu dapat menikmati kemudahan akses ke berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik. Dalam jangka panjang, jembatan ini akan menjadi pendorong utama kemajuan wilayah.
Mandor Pecos menegaskan bahwa setiap tahapan proyek diawasi secara ketat untuk memastikan hasil maksimal. "Kami mengedepankan standar internasional dalam pengerjaan ini. Semua material yang digunakan telah melalui pengujian ketat, dan tim kami terdiri dari tenaga profesional berpengalaman," tegasnya.
Selain itu, perhatian khusus diberikan pada aspek keselamatan kerja dan dampak lingkungan. Pekerjaan dilakukan dengan meminimalkan gangguan terhadap aktivitas warga sekitar dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Proyek ini tidak hanya diharapkan menjadi solusi bagi masalah transportasi di wilayah Sukosewu, tetapi juga menjadi model pembangunan infrastruktur yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Jembatan Tegalkodo-Purwoasri akan menjadi penghubung, baik secara fisik maupun simbolis, antara aspirasi masyarakat dan visi pembangunan yang lebih besar.
Dengan segala upaya yang telah dilakukan, pelebaran Jembatan Tegalkodo-Purwoasri diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan Sukosewu atau Bojonegoro, tetapi juga inspirasi bagi daerah lain dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Proyek ini adalah warisan yang kami bangun bersama, untuk masyarakat, oleh masyarakat, dan demi masa depan Sukosewu yang lebih cerah," tutup Pecos dengan penuh optimisme.
AGUS (COPET THONG)