Home Daerah

Membangun Generasi Sehat, Edukasi Gizi di Desa Bubulan Sentuh Langsung Para Ibu dan Balita

by Media Rajawali - 01 Oktober 2025, 21:12 WIB

  • Oleh : Budi Hartono

BOJONEGORO – Balai Desa Bubulan, Rabu (1/10/2025), dipenuhi pemandangan yang hangat dan penuh antusiasme. Ratusan ibu bersama balitanya menghadiri sosialisasi gizi yang digelar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan (Dinkes). Dalam suasana yang akrab, para ibu mencatat penjelasan penting tentang pola makan sehat, sementara anak-anak mereka sesekali berlarian riang di sekitar ruangan.

Kegiatan ini bukan sekadar forum penyuluhan, melainkan upaya nyata membangun kesadaran kolektif akan pentingnya gizi seimbang demi mencetak generasi bebas stunting. Kepala Dinkes Bojonegoro, Ninik Susmiati, menegaskan alasan Bubulan dipilih sebagai lokasi. “Jumlah balita di desa ini cukup besar, mencapai 170 anak. Hari ini kami membagi menjadi dua sesi, dengan 100 balita hadir di tahap pertama. Harapannya, ibu-ibu semakin memahami pentingnya gizi seimbang untuk mencegah stunting,” ujarnya.

Menurut Ninik, tantangan gizi anak tidak semata-mata berpangkal pada kondisi ekonomi. Faktor pola asuh dan kebiasaan makan kerap menjadi pemicu utama. “Banyak anak terbiasa mengonsumsi makanan instan atau manis yang rendah gizi, sementara kebutuhan protein, vitamin, dan mineral sering terabaikan. Dampak kekurangan gizi bisa berlangsung panjang, bahkan sejak dalam kandungan hingga masa dewasa,” tegasnya.

Baca juga:

Sejalan dengan itu, Pemkab Bojonegoro terus mengarusutamakan perbaikan gizi dari hulu ke hilir: dimulai sejak remaja dengan pencegahan anemia melalui tablet tambah darah, memastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi yang cukup, hingga membiasakan balita menikmati makanan bergizi seimbang. “Generasi sehat tidak dapat lahir secara instan. Ia harus dipersiapkan sejak dini,” lanjutnya.

Selain pemenuhan gizi, Ninik menekankan pentingnya pola hidup sehat sehari-hari: sarapan rutin, kecukupan air putih, konsumsi sayur dan buah, serta pembatasan makanan asin, manis, dan berlemak. Edukasi ini diperkaya dengan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) serta Gerakan Minum Susu Makan Daging dan Telur (Gerimis Madu), yang dipadukan dengan distribusi paket makanan bergizi kepada para ibu.

Bagi sebagian keluarga, program ini terasa langsung manfaatnya. Nurma Yunita, ibu dari Atala Ailen berusia 4,5 tahun, mengaku bersyukur. “Alhamdulillah, saya senang sekali mendapat bantuan makanan tambahan. Ini sangat membantu tumbuh kembang anak-anak. Saya berharap anak-anak stunting bisa terus dipantau, dan para orang tua diberi edukasi berkelanjutan,” ujarnya.

Harapan seperti inilah yang ingin dijawab pemerintah daerah. Dengan edukasi yang menyentuh akar permasalahan, serta dukungan nyata berupa asupan bergizi, diharapkan kesadaran masyarakat meningkat. Sebab, sebagaimana ditegaskan oleh Ninik, langkah kecil dari meja makan di rumah bisa menjadi pondasi besar bagi masa depan Bojonegoro: lahirnya generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Share :