- Oleh : Budi Hartono
Blora – Kabupaten Blora kembali menghadapi lonjakan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Dalam kurun dua pekan pertama September 2025, tercatat 20 kasus baru, setelah sebelumnya wilayah ini sempat bebas dari laporan kasus pada bulan Agustus.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora, drh. Rasmiyana, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus PMK terpantau signifikan, terutama di Kecamatan Jepon. “Untuk persebaran dari 20 ekor yang terkena PMK ini, tertinggi di Kecamatan Jepon. Selain itu, ada juga di Kecamatan Jiken dan Randublatung,” jelasnya.
Menurut Rasmiyana, tren tersebut cukup mengejutkan mengingat bulan-bulan sebelumnya kasus PMK cenderung menurun. “Bulan sebelumnya kasus landai, bahkan Agustus nol kasus. Kita sempat beberapa minggu tidak menerima laporan dari lapangan,” paparnya.
Baca juga:
Faktor cuaca disebut menjadi pemicu utama kembalinya PMK di Blora. Hujan dengan kelembaban tinggi menciptakan kondisi ideal bagi virus untuk berkembang. “Beberapa hari ini curah hujan cukup tinggi dan kelembaban udara meningkat, itu sangat mendukung perkembangan virus PMK,” terangnya.
Selain faktor iklim, lalu lintas ternak juga menjadi perhatian serius. Pasar hewan yang melibatkan pergerakan ternak lintas kabupaten bahkan lintas provinsi berpotensi mempercepat penyebaran penyakit.
Untuk mengantisipasi meluasnya kasus, DP4 Blora menggencarkan langkah pencegahan. Vaksinasi terus dilakukan pada hewan yang masih sehat, disertai pengawasan ketat di pasar hewan. “Kita giatkan vaksinasi untuk mencegah penularan. Di pasar hewan, setiap ternak yang masuk diperiksa oleh petugas, dan hanya ternak sehat yang boleh masuk,” tegas Rasmiyana.
Langkah-langkah ini diharapkan mampu menekan angka penularan, sekaligus memberikan jaminan keamanan bagi peternak yang bergantung pada kesehatan hewan ternak mereka.