Tuban – Polemik terkait dugaan buruknya kualitas proyek drainase di Desa Tawaran, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, memasuki babak baru. Setelah pemberitaan mengenai tidak adanya lantai dasar pada pasangan u-ditch serta sambungan yang retak tanpa pengikatan semen, kontraktor pelaksana akhirnya angkat bicara melalui pesan singkat WhatsApp.
Dalam konfirmasi yang diterima redaksi pada Selasa (20/8/2025), pihak kontraktor yang bersangkutan memberikan jawaban singkat yang terkesan menghindar.
Baca juga:
- “BS ketemu ngopi mas kapan,” tulisnya pada pukul 16.03 WIB.
- Tak lama berselang, ia menambahkan, “Lha pasire keterak banjir wingi to mas iku,” (Pasirnya terseret banjir kemarin itu, mas).
- Selanjutnya, ia menutup dengan pernyataan ringan: “Ya kalau ke Tuban ketemu, “Njh mas ????.”
Jawaban tersebut menimbulkan tanda tanya serius. Alih-alih memberikan penjelasan teknis mengenai spesifikasi pekerjaan atau langkah perbaikan, kontraktor justru berkilah bahwa pasir yang disebut sebagai lantai dasar hanyalah hilang tersapu banjir. Pernyataan ini semakin menguatkan dugaan publik bahwa lantai dasar memang sejak awal tidak pernah dipasang sesuai standar konstruksi, melainkan hanya ditaburkan tipis di ujung sambungan untuk memberi kesan semu.
Padahal, proyek dengan nilai hampir Rp 1 miliar ini jelas bersumber dari APBD Kabupaten Tuban Tahun 2025 dan semestinya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Alasan sederhana seperti “pasir terseret banjir” tentu tidak dapat membenarkan adanya praktik yang diduga manipulatif. Sebab, konstruksi drainase bukan sekadar tumpukan pasir, melainkan harus memenuhi spesifikasi teknis yang dapat menjamin kekuatan jangka panjang.
Sikap kontraktor yang cenderung meremehkan kritik publik ini semakin menambah daftar persoalan transparansi dan akuntabilitas dalam proyek-proyek infrastruktur daerah. Sementara itu, hingga berita lanjutan ini diturunkan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban belum memberikan tanggapan resmi atas temuan maupun klarifikasi kontraktor pelaksana.
MediaRajawali.id akan terus menyoroti kasus ini demi memastikan uang rakyat tidak dikorbankan untuk pekerjaan yang terindikasi asal-asalan.