- Oleh : Budi Hartono
BOJONEGORO – Komando Distrik Militer (Kodim) 0813 Bojonegoro kembali menegaskan komitmennya dalam membangun aparat teritorial yang profesional dan adaptif melalui kegiatan Peningkatan Kemampuan (Katpuan) Aparat Komando Kewilayahan (Apkowil) Tersebar Tahun 2025, yang digelar di Gedung Ahmad Yani, Markas Kodim setempat.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari jajaran Koramil dan Posramil di bawah Kodim 0813. Fokus utama pelatihan adalah memperkuat kapasitas Babinsa dalam memahami dinamika sosial masyarakat, sekaligus memperdalam kemampuan pembinaan teritorial sebagai ujung tombak TNI Angkatan Darat di wilayah pedesaan.
Mengusung tema “Melalui Kegiatan Peningkatan Kemampuan Apkowil Tersebar Kita Tingkatkan Profesionalisme Guna Mewujudkan Kemanunggalan TNI Rakyat Untuk Mendukung Pembangunan Nasional”, kegiatan ini menegaskan kembali peran strategis TNI dalam menjaga harmoni sosial dan mendukung pembangunan nasional dari akar rumput.
Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Staf Kodim (Kasdim), Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Inf Dedy Dwi Wijayanto, S.T., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk memperkuat kompetensi aparat komando kewilayahan dalam pelaksanaan Pembinaan Teritorial (Binter).
“Setiap personel Apkowil harus memahami perannya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, khususnya Pasal 8d yang menegaskan tugas Angkatan Darat dalam pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. Amanat itu diwujudkan melalui kegiatan Binter di wilayah binaan,” ujar Letkol Dedy dalam sambutan tersebut.
Ia menegaskan, Babinsa harus senantiasa mampu menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat, bukan semata pelaksana perintah komando. “Kehadiran Babinsa harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Itulah wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat,” imbuhnya.
Baca juga:
Salah satu pemateri, Kapten Inf Sujarwo, menyampaikan materi tentang Lima Kemampuan Teritorial, yang menjadi fondasi peran Babinsa dalam menjalankan tugas kewilayahan. Ia menekankan bahwa keberhasilan tugas teritorial tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis, tetapi juga oleh sensitivitas sosial dan kedekatan emosional dengan masyarakat.
“Babinsa bukan sekadar pelaksana instruksi, tetapi mitra masyarakat yang hadir untuk mendengarkan, membantu, dan mencari solusi bersama. Kepekaan sosial dan kemampuan komunikasi menjadi kunci dalam membangun kepercayaan publik terhadap TNI,” ujarnya.
Kapten Sujarwo juga menyoroti pentingnya Babinsa memahami dinamika lokal di tengah perubahan sosial yang cepat. Menurutnya, profesionalisme Babinsa akan semakin bermakna bila diiringi dengan kemampuan membaca situasi serta mengelola potensi wilayah secara bijak.
Koordinator kegiatan, Kapten Inf Surahmat, dalam keterangannya Sabtu (25/10/2025), menjelaskan bahwa pelatihan tahun ini menghadirkan para pemateri dari jajaran Danramil Kodim 0813 Bojonegoro. Masing-masing menyampaikan topik strategis yang relevan dengan tantangan terkini.
Materi yang disampaikan antara lain Sikap Teritorial oleh Kapten Cke Agung Ariyanto, Pembinaan Teritorial Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter oleh Kapten Kav Sujirman, Netralitas TNI oleh Kapten Inf Suko Maulono, serta Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI oleh Kapten Arh Edy Supriyono, S.E. Selain itu, Peltu Sugiono memberikan materi tambahan tentang Komunikasi Massa, yang mencakup etika penggunaan media sosial dan pencegahan penyebaran berita hoaks.
“Seluruh materi ini dirancang agar Babinsa mampu beradaptasi dengan tantangan era digital dan menjaga citra TNI di tengah masyarakat. Kami berharap seluruh peserta dapat mengimplementasikan hasil pelatihan ini di wilayah binaan masing-masing,” kata Kapten Surahmat.
Ia menambahkan, penguatan kapasitas Apkowil tidak hanya berdampak pada peningkatan profesionalisme, tetapi juga pada terbentuknya Ruang, Alat, dan Kondisi (RAK) Juang yang tangguh sebagai basis pertahanan rakyat semesta.
Melalui kegiatan ini, Kodim 0813 Bojonegoro meneguhkan kembali semangat kemanunggalan TNI dengan rakyat, bahwa kekuatan pertahanan sejati berakar dari kedekatan, kepercayaan, dan kerja bersama antara prajurit dan masyarakat.