BOJONEGORO, JAWA TIMUR – Di tengah hegemoni pengobatan modern yang semakin canggih, secercah harapan datang dari desa kecil di Bojonegoro. Heriyanto, yang akrab disapa Eyang Bibit, seorang terapis pijat tradisional dari Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, kembali menjadi buah bibir setelah membantu proses pemulihan seorang pasien lumpuh dengan metode warisan leluhur.
Pasien tersebut, seorang perempuan dari Dusun Sidokumpul, Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, mengalami kondisi kelumpuhan parsial tak mampu duduk, bahkan bergerak pun menjadi perjuangan. Namun melalui rangkaian terapi manual yang dilakukan oleh Eyang Bibit, keajaiban perlahan hadir.
“Awalnya, pasien benar-benar tidak bisa duduk. Separuh tubuhnya lumpuh total. Tapi Alhamdulillah, setelah diterapi beberapa kali, kini ia telah pulih. Sudah bisa bekerja kembali seperti sedia kala,” ujar Eyang Bibit kepada redaksi melalui sambungan WhatsApp.
Foto yang diabadikan dari sesi terapi menunjukkan dedikasi dan keseriusan Heriyanto dalam menangani pasiennya. Ia bukan hanya menawarkan pijatan, tetapi juga harapan mengembalikan kepercayaan diri pasien yang sempat nyaris putus asa.
Sebelum kasus ini, Eyang Bibit juga sempat menangani seorang ibu dari wilayah Ngasem, Bojonegoro, yang menderita stroke. Dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, pasien tersebut berangsur-angsur pulih, memperkuat keyakinan masyarakat terhadap pengobatan tradisional yang ia praktikkan.
Metode yang digunakan bukanlah sembarang teknik pijat. Ini adalah warisan budaya Nusantara, yang menggabungkan ketelitian anatomi, intuisi batin, dan kesadaran spiritual. Dalam setiap gerakan tangan Eyang Bibit, terselip filosofi ketulusan: menyembuhkan dengan niat baik, bukan semata profesi.
Baca juga:
“Hidup hanya sekali. Setidaknya, kita bisa berguna bagi sesama. Selalu berbuat baik, meski diri ini belum sempurna,” tutur Heriyanto dengan nada yang mencerminkan kerendahan hati yang tulus.
Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan, Eyang Bibit bersedia datang langsung ke rumah pasien. Ia dapat dihubungi melalui WhatsApp di nomor +62 821-3249-1145.
Kisah Eyang Bibit adalah bukti bahwa penyembuhan tidak selalu datang dari ruang operasi atau laboratorium modern. Terkadang, ia datang dari lantai rumah sederhana, dari tikar biru tempat pasien terbaring, dan dari tangan-tangan tua yang membawa warisan penyembuhan sejak zaman nenek moyang.
Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, di mana manusia kian bergantung pada teknologi canggih dan intervensi medis berbiaya tinggi, hadirnya sosok seperti Eyang Bibit menjadi oase yang meneduhkan. Ia tidak membawa alat mutakhir, tidak pula berbekal gelar akademis kedokteran, namun tangannya yang terlatih dan hatinya yang penuh ketulusan telah menyembuhkan luka yang tak hanya bersifat fisik, tetapi juga menyentuh ranah batin.
Dalam setiap sentuhan yang ia berikan, ada doa yang mengalir, ada kepedulian yang tak bisa dibeli, dan ada warisan nilai-nilai luhur dari tanah yang sederhana namun kaya akan kearifan. Ia mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang sering terjebak dalam rumus dan kecepatan, masih ada tempat bagi kelembutan, kesabaran, dan kebaikan yang murni. Dan mungkin, di situlah letak hakikat sejati dari penyembuhan: bukan hanya mengobati tubuh yang sakit, tetapi juga memulihkan harapan, semangat, dan martabat seorang manusia."
REDAKSI