- Oleh : Budi Hartono
TUBAN – Polemik pembangunan saluran U-Ditch di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, terus menuai sorotan publik. Setelah sebelumnya dipertanyakan soal kualitas pasir yang bercampur tanah, kini muncul dugaan lebih serius terkait ketebalan lantai dasar beton yang dinilai jauh dari standar mutu teknis.
Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa lapisan beton lantai dasar hanya memiliki ketebalan sekitar 2–3 cm, jauh di bawah ketentuan minimal 5–10 cm untuk mutu K-125. Padahal, lantai dasar berfungsi vital sebagai pondasi penahan sekaligus penjamin kestabilan konstruksi. Jika lapisan ini dibuat terlalu tipis, maka kekuatan struktur berpotensi melemah, mempercepat kerusakan, bahkan berujung pada kegagalan fungsi infrastruktur.
Baca juga:
Para pemerhati konstruksi menilai kondisi ini sebagai indikasi serius bahwa standar mutu kemungkinan besar diabaikan. “Lantai dasar adalah elemen awal yang menentukan kekokohan U-Ditch. Bila tidak sesuai spesifikasi, maka risiko kerusakan dini hampir pasti tak terhindarkan,” ujar seorang pengamat teknik sipil yang enggan disebutkan namanya.
Lebih jauh, publik mempertanyakan komitmen kontraktor dalam menjalankan tanggung jawabnya. Apakah mereka sungguh berorientasi pada kualitas, atau justru terjebak dalam praktik efisiensi biaya yang mengorbankan mutu pekerjaan? Pertanyaan ini semakin relevan, mengingat proyek tersebut dibiayai dari uang negara yang seharusnya digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan masyarakat.
Saat wartawan mencoba mengonfirmasi hal ini kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum, khususnya Sutikno selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang memiliki kewenangan penuh atas proyek tersebut, pesan resmi yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp hanya menunjukkan centang dua tanpa balasan hingga berita sesi ke 3 ini diturunkan.
Sikap diam ini menambah ketidakpastian sekaligus memperkuat kesan adanya persoalan serius yang masih ditutup-tutupi. Publik kini menanti langkah konkret dari dinas terkait, apakah berani melakukan evaluasi menyeluruh serta memberi penjelasan terbuka, atau justru membiarkan dugaan penyimpangan teknis ini mengendap tanpa koreksi.