Bojonegoro – Jawa Timur ' Di tengah upaya menjaga kesinambungan ketahanan pangan, para petani di wilayah barat Kabupaten Bojonegoro, yang membentang di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo, kini menghadapi tantangan nyata di awal musim tanam. Serangan hama tikus dan penggerek batang kembali terpantau di sejumlah areal pertanian, menimbulkan kekhawatiran akan potensi terganggunya produktivitas lahan dan stabilitas pangan daerah.
Sebagai salah satu kawasan agraris paling vital di Bojonegoro, wilayah barat dikenal dengan struktur tanahnya yang subur dan menjadi lumbung beras lokal. Namun, ancaman siklus hama tahunan selalu menghantui, terlebih ketika sistem pengendalian belum sepenuhnya dilakukan secara terpadu.
Para petani menyampaikan harapan agar pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dapat mengintensifkan langkah-langkah preventif. Bukan semata dengan pendekatan administratif, melainkan melalui keterlibatan langsung di lapangan, meliputi pemantauan, pendampingan teknis, hingga pemberdayaan kelompok tani sebagai garda terdepan pengamanan pangan.
Di tengah kekhawatiran itu, arah kebijakan Bupati Setyo Wahono yang saat ini menempatkan ketahanan pangan sebagai fondasi utama pembangunan Bojonegoro dinilai menjadi langkah yang tepat dan visioner. Dalam berbagai kesempatan, Bupati menegaskan bahwa kemajuan daerah bukan hanya diukur dari pembangunan fisik yang kasat mata, tetapi dari seberapa kuat masyarakatnya bertahan dan berdaya dalam menghadapi krisis mendasar seperti pangan.
Baca juga:
Ketika dikonfirmasi oleh media melalui pesan singkat WhatsApp terkait situasi yang berkembang di lapangan, Bupati Setyo Wahono memberikan respons singkat penuh makna: “Makasih, Mas.” Sebuah ungkapan sederhana namun mencerminkan keterbukaan dan perhatian beliau terhadap masukan dari masyarakat dan media.
Kebijakan Bupati Setyo Wahono yang mengutamakan substansi daripada simbolisme, menjadikan Bojonegoro tetap relevan di tengah dinamika regional maupun nasional. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang tidak mudah terjebak dalam pencitraan semata, tetapi fokus pada hal-hal mendasar yang menyentuh langsung kehidupan rakyat.
Konsistensi tersebut memperkuat harapan bahwa Bojonegoro akan terus tumbuh bukan hanya sebagai wilayah penghasil pangan, tetapi sebagai model daerah yang tangguh secara ekonomi, berdaulat secara pangan, dan harmonis secara sosial.
Masyarakat berharap, penanganan terhadap ancaman hama saat ini dapat menjadi momentum konsolidasi antara petani, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan sinergi yang kuat, cita-cita menjadikan Bojonegoro sebagai kabupaten yang bahagia, makmur, dan membanggakan bukan sekadar slogan, melainkan keniscayaan yang terus diperjuangkan setiap hari, dari sawah hingga pusat pemerintahan.
BUDI MR.ID