Home Nasional

Diamnya Kontraktor dan Dinas PUPR Tuban, Publik Bertanya, Siapa yang Bertanggung Jawab?

by Media Rajawali - 30 Agustus 2025, 13:13 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Tuban – Polemik proyek drainase Desa Boto, Kecamatan Semanding, semakin menimbulkan tanda tanya besar. Setelah dua pemberitaan sebelumnya mencuatkan dugaan ketidakpatuhan teknis serta praktik “bendera ganda” dalam penguasaan proyek infrastruktur, hingga kini baik kontraktor pelaksana maupun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tuban tetap bungkam tanpa memberikan klarifikasi.

Kontraktor pelaksana, CV. Aji Yasa, yang disebut memenangkan paket pekerjaan senilai Rp528,4 juta, tidak memberikan jawaban meski telah berulang kali dikonfirmasi. Begitu pula dengan Dinas PUPR Tuban yang seharusnya berada di garda terdepan dalam fungsi pengawasan proyek, justru memilih diam seribu bahasa.

Sikap pasif ini menimbulkan kesan bahwa pihak-pihak terkait enggan menghadapi fakta lapangan yang telah terungkap. Padahal, publik berhak mengetahui sejauh mana pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran ratusan juta rupiah dari APBD.

Baca juga:

Pengamat kebijakan publik menilai, diamnya pihak kontraktor maupun dinas bukan hanya memperkeruh suasana, tetapi juga menimbulkan preseden buruk dalam tata kelola pemerintahan daerah. “Ketika kritik dan temuan diabaikan, itu artinya ada problem transparansi. Jika semua sesuai prosedur, mestinya mereka berani menjawab,” ujarnya.

Lebih jauh, absennya tanggapan justru mempertegas dugaan adanya persoalan serius dalam proyek. Mulai dari penggunaan excavator tanpa landasan, urukan pasir bedding pipa yang tidak sesuai standar, hingga dugaan praktik pengendalian proyek dengan banyak bendera CV. Semua temuan ini tak bisa dianggap remeh karena menyangkut kualitas konstruksi dan potensi kerugian negara.

Kasus ini sekaligus menguji komitmen pemerintah daerah dalam menegakkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Apakah Dinas PUPR Tuban akan terus menutup diri, atau akhirnya berani membuka ruang klarifikasi demi menjaga kepercayaan publik?

Yang jelas, semakin lama diam itu dipertahankan, semakin kuat pula dugaan publik bahwa ada sesuatu yang ingin ditutupi di balik proyek miliaran rupiah tersebut.

Share :