Home Nasional

BPBD Tuban Libatkan Dunia Industri dalam Antisipasi Kebocoran Minyak di Laut

by Media Rajawali - 11 September 2025, 18:49 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Tuban – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mulai memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana. Melalui rapat koordinasi yang digelar di KSPKP Tuban pada Kamis (11/9/2025), BPBD mengajak unsur pentahelix, khususnya dunia industri, untuk bersinergi dalam menyusun simulasi penanganan kebocoran minyak di wilayah perairan.

Rakor yang dihadiri perwakilan Polres, Kodim 0811, sejumlah OPD, perusahaan migas, Sekretariat Bersama Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB), Tagana, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya itu menjadi langkah awal persiapan Table Top Exercise (TTX) bersama Pertamina Sukowati Field yang dijadwalkan awal Oktober mendatang.

Baca juga:

Kepala Pelaksana BPBD Tuban, Sudarmaji, menegaskan bahwa simulasi tahun ini difokuskan pada potensi kebocoran minyak di laut, meski tahap praktik penuh di perairan baru direncanakan pada 2026.

  • “Kami berupaya menggabungkan sejumlah perusahaan yang memiliki kepentingan di perairan Tuban, termasuk KSOP dan SKPDB Pemkab Tuban. Harapannya kelak dapat terwujud simulasi skala besar untuk penanganan pencemaran laut,” ujar Sudarmaji.

Beberapa perusahaan strategis yang masuk dalam lingkup koordinasi antara lain Pertamina EP Cepu, Pertamina Sukowati Field, serta ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), yang memiliki aset migas di perairan Tuban.

Sebagai tindak lanjut, BPBD dan Pertamina Sukowati Field akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) sekaligus membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di Karangagung, Kecamatan Palang, pada 22–26 September 2025. Menurut Sudarmaji, penguatan kelembagaan desa tersebut penting mengingat hingga kini Karangagung belum memiliki Destana, meski menjadi lokasi aset vital Pertamina.

  • “Setelah Karangagung terbentuk sebagai Destana, pada 6 Oktober 2025 kami akan melaksanakan simulasi TTX di sana. Saat ini sudah ada 152 Destana di Kabupaten Tuban, dan kami ingin menambah kapasitas desa-desa lain,” terangnya.

Sudarmaji, yang meraih gelar doktor dari Universitas Brawijaya, menekankan bahwa kesiapsiagaan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah maupun Pertamina. Ia berharap perusahaan-perusahaan lain juga memiliki inisiatif serupa agar ancaman bencana, baik ekologis maupun hidrometeorologis, dapat diantisipasi sejak dini.

  • “Selama saya menjabat di BPBD, bencana yang paling sering terjadi di Tuban adalah banjir bandang. Ini sudah kami peringatkan kepada pemerintah desa dan kecamatan agar lebih waspada,” pungkasnya.

Share :