- Oleh : Budi Hartono
Bojonegoro – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mengeluarkan imbauan kewaspadaan kepada masyarakat seiring peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengenai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda Jawa Timur pada 10–17 September 2025.
Berdasarkan prakiraan, fenomena cuaca tersebut berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, mulai dari hujan intensitas sedang hingga lebat, banjir akibat luapan sungai, banjir bandang disertai tanah longsor, hingga angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es. BMKG menilai kondisi ini dipengaruhi oleh gangguan gelombang atmosfer, termasuk Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta Low Frequency yang tengah melintas di wilayah Jawa Timur.
Sekretaris BPBD Bojonegoro, Ginuk Karniati, menjelaskan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti imbauan tersebut dengan menyebarkan informasi hingga ke tingkat kecamatan, desa, serta jaringan relawan kebencanaan. “Kami juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati ketika beraktivitas di luar rumah, karena cuaca ekstrem biasanya terjadi secara tiba-tiba,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Baca juga:
BPBD, lanjutnya, tidak hanya memperkuat koordinasi dengan perangkat desa dan pemerintah kecamatan, tetapi juga menyiagakan personel tambahan di lapangan. Penguatan sarana dan prasarana turut dilakukan, termasuk kesiapan armada mobilitas serta perlengkapan penanganan darurat.
Ginuk mencontohkan, dalam beberapa hari terakhir Bojonegoro telah mengalami sejumlah kejadian akibat angin kencang. Di antaranya pohon tumbang di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander; rumah warga rusak di Desa Jatigede, Kecamatan Sumberejo; serta satu rumah roboh di Desa Jono, Kecamatan Temayang. “Laporan masuk langsung kami tindak lanjuti dengan cepat,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD juga membuka akses darurat bagi warga. Masyarakat diminta segera melapor melalui perangkat desa setempat atau menghubungi Call Center Pusdalops BPBD Bojonegoro via WhatsApp di 0811-3356-444. “Nomor ini bisa disimpan mulai sekarang agar saat dibutuhkan, penanganan dapat dilakukan segera,” tambah Ginuk.
Imbauan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran publik akan potensi risiko cuaca ekstrem. Dengan kesiapsiagaan bersama, dampak bencana diharapkan dapat diminimalisir sekaligus mempercepat penanganan ketika keadaan darurat terjadi.