Home Daerah

Bojonegoro Rayakan Puncak Sedekah Bumi dengan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk

by Media Rajawali - 09 Agustus 2025, 07:02 WIB

  • Banjarejo Sabtu 09/08/2025 || Oleh ': Budi Hartono 

Bojonegoro, Jawa Timur — Puncak perayaan tradisi tahunan Sedekah Bumi di Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, berlangsung meriah pada Jumat malam (8/8/2025). Acara yang menjadi simbol pelestarian adat dan budaya Jawa ini dihelat di halaman parkir belakang Pasar Banjarejo, menghadirkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Wahyu Kamulyan Mbangun Khayangan oleh dalang ternama Ki Hadi Sukoco.

Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Bojonegoro Hj. Nurul Azizah, yang datang bersama Kepala Dinas Kesehatan, Camat Kota, dan Lurah Banjarejo Rr. Rismawati H.K., S.Sos beserta perangkat kelurahan. Turut hadir pula Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri (Fraksi PAN), Kapolsek Kota, sejumlah kepala desa dan mantan kepala desa, jajaran TNI-Polri, Satpol PP, Linmas, panitia, serta ratusan warga dan pecinta seni pedalangan.

Rangkaian Sedekah Bumi sendiri telah dimulai sejak sepekan sebelumnya, dipusatkan di tiga lokasi makam leluhur Banjarejo; Makam Mbah R. Buyut Pendem, Mbah Sutowijoyo atau Eyang Berok, dan Eyang Suryo Diningrat atau Mbah Dilah. Tradisi ini diawali dengan doa bersama dan prosesi adat di ketiga makam tersebut sebagai wujud penghormatan kepada para pendiri dan sesepuh desa.

Dalam pagelaran malam puncak, suasana semakin hidup dengan iringan karawitan Mayagati Laras serta penampilan sinden Meylina, Wantika, dan Ernawati. Hiburan tambahan disajikan oleh grup lawak Gandul-Gandes serta pertunjukan seni dari Sanggar Oknum Omah Kreatif Nurkholis Mimy yang digawangi pemuda Karang Taruna RT 19.

Baca juga:

Lurah Banjarejo Rr. Rismawati menegaskan bahwa Sedekah Bumi bukan sekadar hiburan, melainkan tradisi penuh makna yang diwariskan turun-temurun. “Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur. Lokasi ini sudah dua kali menjadi tempat pagelaran wayang kulit,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Hj. Nurul Azizah dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sedekah Bumi adalah bagian dari upaya nguri-uri (melestarikan) adat dan budaya Jawa. “Tradisi ini perlu dijaga karena mengingatkan kita pada jati diri bangsa serta menjadi sarana bersama-sama mengirim doa untuk para leluhur,” kata Nurul Azizah.

Ia menambahkan, pelestarian budaya seperti ini penting agar generasi muda tidak terputus dari akar sejarah dan warisan budaya bangsa. “Jika generasi muda melupakan tradisi, maka perlahan identitas budaya akan memudar,” tegasnya.

Dengan semangat kebersamaan yang terjalin dalam perayaan tersebut, warga Banjarejo kembali membuktikan bahwa nilai-nilai budaya leluhur dapat tetap hidup berdampingan dengan perkembangan zaman, sekaligus memperkaya khazanah seni tradisi di Bojonegoro.

Share :