- Oleh : Budi Hartono
Bojonegoro, Jawa Timur — Suasana khidmat menyelimuti Pendopo Malowopati pada Rabu pagi (1/10/2025), ketika Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, secara resmi memberangkatkan 100 hafidz dan hafidzah menuju Surabaya. Mereka ditugaskan untuk mengikuti rangkaian doa bersama, khatmil Qur’an, dan tahlil dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Jawa Timur yang dipusatkan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.
Keberangkatan rombongan ini bukan sekadar simbol partisipasi Bojonegoro dalam pesta peringatan provinsi, melainkan juga pernyataan komitmen daerah terhadap dimensi spiritual dalam pembangunan. Para hafidz-hafidzah yang dikirim merupakan putra-putri terbaik dari berbagai lembaga pendidikan Al-Qur’an di Bojonegoro, yang telah dipersiapkan dengan dedikasi penuh untuk membawa nuansa religius ke perayaan tersebut.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Nurul Azizah menegaskan bahwa doa bersama ini memiliki makna ganda: tidak hanya untuk Jawa Timur, tetapi juga untuk Bojonegoro sendiri. Terlebih, pada Oktober mendatang, Bojonegoro akan memperingati Hari Jadi ke-348. Ia menekankan bahwa doa dan spiritualitas masyarakat merupakan penopang penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Baca juga:
- “Segala ikhtiar pembangunan tidak akan terwujud tanpa doa dari panjenengan semua. Kami memohon doa restu agar Bojonegoro senantiasa diberi keberkahan, kemudahan, dan menjadi daerah yang bahagia, makmur, serta membanggakan,” ujar Nurul Azizah.
Lebih lanjut, ia menyoroti lima prioritas pembangunan daerah yang kini menjadi fokus utama pemerintah: penurunan angka kemiskinan, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, serta peningkatan konektivitas wilayah. Menurutnya, keberhasilan agenda tersebut akan semakin kokoh bila didukung dengan kekuatan spiritual dan kebersamaan masyarakat.
Sejalan dengan itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bojonegoro, Eko Edy Puryanto, berharap partisipasi para hafidz-hafidzah dapat membawa keberkahan, bukan hanya bagi Jawa Timur, tetapi juga bagi Bojonegoro. “Doa yang panjenengan panjatkan di Surabaya semoga sumerambah hingga ke Bojonegoro, karena Bojonegoro adalah bagian tak terpisahkan dari Jawa Timur,” tuturnya.
Kegiatan religius ini diharapkan dapat memperkuat semangat persatuan, ketakwaan, serta meneguhkan peran generasi Qur’ani dalam dinamika pembangunan Jawa Timur. Kehadiran para penghafal Al-Qur’an di panggung peringatan provinsi menjadi pengingat bahwa pembangunan sejati tidak hanya bertumpu pada infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga pada fondasi spiritual yang kokoh.
Dengan kontribusi tersebut, Bojonegoro menegaskan dirinya sebagai daerah yang tidak hanya bergerak dalam pembangunan material, tetapi juga menyematkan nilai religius dan kebersamaan sebagai pijakan menuju masa depan yang berdaya saing sekaligus bermartabat.