Home Daerah

Bojonegoro Gemilang, Perayaan Budaya dan Semangat Kebersamaan di Hari Jadi ke-348

by Media Rajawali - 20 Oktober 2025, 17:25 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Bojonegoro, 20 Oktober 2025 — Di bawah langit biru yang cerah, alun-alun Bojonegoro menjelma menjadi panggung kolosal yang memukau. Ribuan pasang mata menyaksikan keindahan budaya dan semangat persatuan yang berpadu dalam puncak peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348. Dua penampilan utama Tari Kolosal “Bojonegoro Gemilang” dan Senam Kolosal Semaphore, menjadi simbol perjalanan panjang daerah ini menuju kemajuan yang berakar pada tradisi.

Acara puncak dimulai dengan upacara resmi yang berlangsung khidmat, diikuti oleh berbagai pertunjukan seni yang memikat hati. Namun puncak perhatian tertuju pada Tari Kolosal Bojonegoro Gemilang, karya yang tidak hanya menampilkan gerak tubuh, tetapi juga menggambarkan kisah harmoni sosial dan spiritual masyarakat Bojonegoro.

Melibatkan 348 penari dari unsur pelajar SMP/MTs, SMA/SMK/MA, Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro, Komunitas Tari Sufi, Grup Hadrah Al-Falab, hingga TNI Cilik binaan Kodim 0813, pertunjukan ini menjadi simbol kolaborasi lintas generasi. Setiap gerakan mencerminkan perjalanan Bojonegoro, dari akar budaya hingga aspirasi modernitas.

Tari dibuka dengan “Tari Tangsil”, yang menggambarkan semangat gotong royong masyarakat Bojonegoro. Disusul dentuman ritmis “Rampak Oklik”, irama bambu yang merepresentasikan denyut nadi kehidupan rakyat: bekerja, berkarya, dan bersatu dalam kemajuan. Sorak kagum mengiringi kemunculan “Dadak Merak”, penampilan megah penuh warna yang memancarkan kebanggaan atas kekayaan seni dan budaya Nusantara.

Baca juga:

Dalam babak berikutnya, Formasi PBB TNI Cilik tampil gagah, memperlihatkan disiplin dan cinta tanah air yang mengakar sejak usia dini. Suasana kemudian beralih menjadi khusyuk ketika “Tari Sufi” mengambil alih panggung. Gerak berputar penuh makna itu menandai perjalanan batin manusia Bojonegoro: teguh secara jasmani, mendalam secara spiritual. Keseluruhan tarian berpadu menjadi narasi visual tentang Bojonegoro, sebuah daerah yang meniti jalan dari tradisi menuju kejayaan masa depan.

  • “Bojonegoro Gemilang bukan sekadar pertunjukan, melainkan perayaan jiwa masyarakat atas tanah yang dicintai. Ia merefleksikan semangat menuju Bojonegoro yang Bahagia, Makmur, dan Membanggakan,” ujar salah satu koreografer saat ditemui di sela acara.

Tak kalah memukau, setelah pertunjukan tari kolosal, panggung alun-alun bergema oleh energi muda melalui Senam Kolosal Semaphore. Sebanyak 1.961 peserta Pramuka dari 22 lembaga SD dan MI se-Kecamatan Bojonegoro menampilkan gerakan serempak nan disiplin,  sebuah angka simbolik yang merujuk pada tahun lahirnya Gerakan Pramuka Indonesia, 1961.

Dengan iringan musik khas Bojonegoro, para peserta menampilkan formasi penuh semangat dan kekompakan. Gerak semaphore, komunikasi isyarat menggunakan bendera, diolah menjadi koreografi massal yang menggambarkan ketangkasan, disiplin, serta semangat kebersamaan generasi muda.

Pertunjukan ini menjadi bukti bahwa Bojonegoro tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga memiliki generasi penerus yang siap menjaga nilai kebangsaan dan semangat pengabdian. Dalam satu panggung besar, tradisi, kedisiplinan, dan spiritualitas berpadu menjadi potret Bojonegoro Gemilang, sebuah daerah yang menatap masa depan dengan langkah teguh dan hati penuh cinta pada tanah kelahirannya.

Share :