Home Daerah

Bojonegoro Gelar Srawung Pangan, Dorong Ketahanan, Tekan Kerentanan dan Fluktuasi Harga

by Media Rajawali - 16 September 2025, 20:44 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar Srawung Pangan bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DPC Bojonegoro, Selasa (16/9/2025), di Pendopo Kecamatan Tambakrejo. Agenda ini dirancang tidak hanya sebagai forum komunikasi pangan, tetapi juga sebagai langkah konkret memperkuat ketahanan pangan, menekan kerentanan, sekaligus menyediakan akses pangan murah bagi masyarakat.

Dalam intervensi kerentanan pangan, DKPP menyalurkan 20 kilogram beras dan dua paket olahan pangan bagi keluarga miskin yang memiliki balita. Tercatat, bantuan menjangkau 389 balita di 37 desa dari 13 kecamatan prioritas. Selain itu, sebanyak 1.500 polybag bibit sayuran didistribusikan ke lima desa: Napis, Malingmati, Jawik, Ngrancang, dan Turi.

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang hadir mewakili Bupati Setyo Wahono, menegaskan bahwa program tersebut selaras dengan lima agenda prioritas pemerintah daerah: pengurangan angka kemiskinan, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, serta peningkatan konektivitas wilayah.

Baca juga:


  • “Terkait pembangunan fisik terbanyak ada di BKKDesa. September ini sudah dimulai dengan memanfaatkan tenaga lokal, sehingga sekaligus menjadi instrumen pengurangan kemiskinan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Bojonegoro, Cantika Wahono, menyoroti dimensi ketahanan pangan sebagai salah satu pilar pembangunan manusia. Ia menekankan keterkaitan erat antara akses pangan, gizi seimbang, dan kualitas generasi mendatang.


  • “TP PKK ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan, stunting, peningkatan ekonomi keluarga hingga pencegahan pernikahan dini. Rantai persoalan ini harus diputus agar tidak melahirkan generasi rentan,” tegasnya.

Kepala DKPP Bojonegoro, Zaenal Fanani, menjelaskan bahwa kegiatan ini mengusung tema Bangkit dari Rentan: Pangan Kuat, Generasi Sehat. Menurutnya, Srawung Pangan bukan sekadar seremonial, melainkan wadah kolaborasi nyata pemerintah daerah dengan masyarakat menuju Bojonegoro bebas kerentanan pangan.

Selain penyaluran bantuan, acara dirangkai dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menghadirkan produk pangan dengan harga lebih terjangkau. Sejumlah stand dari DKPP, Disnakkan, Bulog, Forum IKM Jatim Bojonegoro, serta UMKM lokal berpartisipasi. Harga komoditas dijual dengan selisih seribu hingga dua ribu rupiah lebih murah dibanding pasar, seperti gula Rp15 ribu/kg, minyak goreng Rp15–17 ribu/liter, bawang putih Rp14 ribu per ½ kg, bawang merah Rp11 ribu per ½ kg, dan cabai Rp3 ribu per bungkus.


  • “Lumayan murah, selisih seribu dua ribu sudah terasa bagi ibu rumah tangga,” tutur Ning, seorang warga, dengan penuh antusias.

Gelaran berikutnya dari GPM dijadwalkan berlangsung pada 23 September mendatang di Kecamatan Kedewan, dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak warga yang membutuhkan.

Share :