- Oleh: Budi Hartono
Bojonegoro — Komitmen untuk melestarikan bahasa dan budaya Jawa kembali digaungkan di Kabupaten Bojonegoro melalui gelaran Lomba Menulis Cerita Cekak (Cerpen Pendek) Berbahasa Jawa. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sanggar Sastra Djajus Pete bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Dewan Kebudayaan, dan Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos), dengan mengusung tema besar “Jawa Kuncara”.
Lomba ini dibuka untuk dua kategori, yakni kategori SLTA/Mahasiswa/Umum serta kategori Pelajar SMP/MTs, dengan total hadiah jutaan rupiah, piagam penghargaan, dan piala bagi pemenang. Untuk kategori umum, juara pertama berhak memperoleh Rp 1.500.000 beserta piagam, disusul juara kedua Rp 750.000, dan juara ketiga Rp 500.000. Sementara pada kategori pelajar SMP/MTs, juara pertama akan menerima Rp 750.000 plus piagam dan piala, juara kedua Rp 500.000, dan juara ketiga Rp 300.000.
Ketentuan lomba menekankan pada orisinalitas karya. Naskah harus ditulis dalam bahasa Jawa dengan panjang minimal 800 kata dan maksimal 1.500 kata, diketik pada kertas A4, spasi 1,5, menggunakan font Times New Roman ukuran 12 pt. Peserta hanya diperkenankan mengirim satu karya, yang belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lain.
Baca juga:
Seluruh naskah wajib dikirim dalam format PDF ke alamat email yang telah ditentukan, disertai biodata penulis secara lengkap, mencakup nama, alamat, nomor telepon, dan alamat email. Keputusan dewan juri bersifat final serta tidak dapat diganggu gugat. Hak cipta karya tetap menjadi milik penulis, namun panitia berhak memublikasikan karya pemenang dengan tetap mencantumkan nama penulis.
Pengiriman karya dibuka mulai 1 Agustus hingga 20 September 2025, dan pemenang akan diumumkan pada 5 Oktober 2025. Penyerahan hadiah dijadwalkan pada 16 Oktober 2025 di Gor Dolok Cozy Space, Desa Tambakrejo, Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, yang dinilai selaras dengan upaya pelestarian bahasa ibu serta penguatan identitas budaya daerah.
“Bahasa Jawa adalah warisan tak ternilai yang menjadi bagian dari jati diri kita. Melalui lomba ini, kami berharap generasi muda tidak hanya mencintai, tetapi juga aktif berkarya menggunakan bahasa ibu mereka,” ujar panitia melalui keterangan resminya.
Dengan semangat “Jawa Kuncara”, lomba ini diharapkan menjadi wadah kreatif bagi para penulis muda maupun dewasa untuk mengekspresikan ide, mengabadikan nilai-nilai luhur, dan menyampaikan pesan moral melalui karya sastra yang berkelas.