Home Daerah

Bojonegoro Gelar Bimtek Tata Kelola Perpustakaan, Dorong Transformasi Literasi Berbasis Teknologi

by Media Rajawali - 23 September 2025, 16:05 WIB

  • Oleh : Budi Hartono 

Bojonegoro – Perpustakaan tidak lagi dipandang sekadar gudang buku. Di era digital, fungsinya bertransformasi menjadi pusat informasi, pengembangan keterampilan, sekaligus ruang interaksi masyarakat. Menyadari peran strategis tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Bojonegoro menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Kelola Pengelolaan Perpustakaan, Senin (22/9/2025), dengan menghadirkan 50 peserta dari berbagai lembaga pendidikan, pesantren, hingga Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam sambutannya menegaskan bahwa pustakawan memiliki tanggung jawab besar sebagai agen literasi sekaligus magnet yang menggerakkan masyarakat untuk menumbuhkan budaya membaca. “Peserta bimtek harus mampu mencari sumber data yang kredibel, serta mendorong masyarakat agar gemar membaca. Perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi ruang untuk memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan modern berbasis teknologi,” ujar Bupati.

Baca juga:

Ia menekankan bahwa pustakawan dituntut hadir di tengah masyarakat sebagai penggerak literasi digital. Menurutnya, kemampuan mengajarkan penggunaan teknologi secara bijak, termasuk pemanfaatan gawai (handphone), menjadi tantangan sekaligus peluang untuk membumikan budaya literasi di era modern.

Kepala Dispusip Bojonegoro, Erick Firdaus, menyampaikan bahwa tujuan utama bimtek adalah memperkuat kompetensi pengelola perpustakaan agar mampu menghadirkan layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. “Pengelolaan perpustakaan yang baik harus menyesuaikan dengan ekspektasi pengguna. Pelayanan yang ramah dan profesional akan meningkatkan kenyamanan pengunjung, sementara program promosi dan edukasi yang kreatif akan mengundang lebih banyak orang memanfaatkan fasilitas perpustakaan,” terang Erick.

Adapun 50 peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri atas lima pustakawan pesantren, 10 pustakawan kecamatan, 20 pustakawan desa, tujuh pustakawan sekolah dasar/MI, lima pustakawan SMP/MTs, serta tiga pengelola TBM.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro optimistis bahwa perpustakaan akan semakin berdaya sebagai pusat pembelajaran masyarakat. Lebih jauh, perpustakaan diharapkan mampu menjadi lokomotif gerakan literasi, kreatif, inklusif, dan berbasis teknologi, sehingga benar-benar menjelma sebagai jantung pengetahuan dan inovasi di tingkat lokal.

Share :