Bojonegoro, Jatim mediarajawali.id 'Dalam suasana hangat di sebuah kedai kopi bernama Dunia Hitam, Bojonegoro, diskusi menarik tentang Pilkada Bojonegoro berlangsung dalam acara bertajuk "Ngopi Ngobrol Empat Mata." Abah Solikin Goes, seorang wartawan senior yang sudah lama berkecimpung di dunia jurnalistik, berbincang empat mata dengan Budi, salah satu warga Bojonegoro. Obrolan santai ini membahas isu-isu politik jelang Pilkada Bojonegoro yang semakin memanas.
Abah Solikin Goes, yang dikenal dengan pandangannya yang tajam dan sikap independennya, mengulas berbagai aspek penting terkait Pilkada kali ini. Ia menyampaikan bahwa pemilihan kepala daerah ini bukan sekadar memilih pemimpin baru, namun lebih dari itu, Pilkada adalah momen menentukan arah masa depan Bojonegoro, mulai dari pembangunan ekonomi, pendidikan, hingga infrastruktur yang menjadi perhatian utama masyarakat.
Menurut Abah Solikin, saat ini masyarakat Bojonegoro sangat antusias dan semakin kritis dalam menyikapi janji-janji politik. “Ini adalah pertanda baik. Masyarakat mulai sadar pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat,” ungkapnya. Abah Solikin juga menegaskan pentingnya peran media untuk menjaga netralitas dalam pemberitaan agar masyarakat mendapat informasi yang seimbang dan objektif.
Baca juga:
Ketika ditanya Budi, tentang kandidat Pilkada yang berpotensi kuat, Abah Solikin dengan bijak menjawab bahwa setiap calon memiliki keunggulan masing-masing. Namun, ia menekankan, kandidat yang mampu menawarkan solusi konkret atas persoalan-persoalan masyarakat, seperti ketimpangan ekonomi dan akses layanan publik, akan mendapat dukungan lebih besar dari rakyat.
“Pilkada adalah saatnya rakyat bersuara. Saya berharap, siapa pun yang terpilih nanti akan tetap mendengarkan aspirasi masyarakat, bukan hanya saat kampanye tetapi juga ketika sudah menjabat,” pungkas Abah Solikin, mengakhiri perbincangan hangat tersebut.
Acara Ngopi Ngobrol Empat Mata ini semakin malam semakin menarik. Suasana akrab di kedai kopi menciptakan atmosfer diskusi yang lebih dekat dengan masyarakat, seakan membawa mereka dalam percakapan demokrasi yang terbuka dan penuh transparansi.
Penulis: Budi Hartono